Marketing
Mix atau Bauran Pemasaran
Marketing mix atau bauran
pemasaran ini merupakan serangkaian unsur-unsur pemasaran yang dapat dikuasai
oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.
Pengertian marketing mix
menurut Kotler merupakan sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk meyakinkan objek pemasaran atau target pasar yang dituju. Sedangkan
pengertian marketing mix menurut Stanton (1978) adalah kombinasi dari empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan,
yakni produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi. Rangkaian dari 4
variabel inilah yang disebut jgua sebagai unsur-unsur marketing mix.
Unsur-Unsur
7P dalam Bauran Pemasaran
·
Product
(produk)
·
Price
(harga)
·
Place
(distribusi)
·
Promotion
(promosi)
·
People
(orang)
·
Process
(proses)
·
Physical
Evidence (sarana fisik)
Dari ketujuh elemen marketing
mix tersebut yang merupakan kunci sukses bagi sebuah usaha (jasa yang
bertempat/salon/spa/warnet) diantaranya adalah kelengkapan produk layanan yang
siap ditawarkan (one stop service), lokasi yang strategis, keramahan dan
efektivitas pelayanan, tempat parkir yang memadai, dan fasilitas lain pendukung
kenyamanan konsumen.
Orientasi
pasar, perusahaan yang melakukan orientasi pasar, dan jangka panjangnya
Orientasi pasar bagi perusahaan merupakan
suatu keharusan untuk bertahan hidup di lingkungan yang dinamis dan penuh
dengan persaingan. Perusahaan pada kondisi intensitas persaingan yang tinggi
sangat diperlukan strategi orientasi pasar, perusahaan dengan orientasi pasar
yang minimum akan kalah bersaing dengan perusahaan pesaing.
Menurut Cravens & Peircy
(2006) menyatakan bahwa ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk
berorientasi pasar, yaitu pendekatan Market Driven dan Driving
Market.Market Driven merujuk pada orientasi bisnis yang berdasarkan pada
pemahaman dan reaksi terhadap pilihan-pilihan dan perilaku pemain di struktur
pasar yang ada. Strategi tradisional berfokus pada konsumen dimana diasumsikan
bahwa konsumen mengetahui apa yang mereka inginkan. Implikasi dari hal tersebut
adalah the rules of the competitive game dibentuk oleh pembeli (Carpenters
et.,al., 2001). Sedangkan Driving Market approach mengimplikasikan
pengaruh terhadap struktur pasar atau prilaku pasar, dengan tujuan meningkatkan
posisi persaingan. Baik pendekatan market driven dan driving market, sama-sama
berfokus pada konsumen, pesaing, dan kondisi pasar secara umum.
Perencanaan strategis
berorientasi pasar adalah sebuah proses manajerial untuk membangun dan
memelihara jalan yang baik antara tujuan-tujuan organisasi, keahlian-keahlian,
sumber daya dan peluang-peluang yang diakibatkan perubahan pasar. Terobosan
strategi dapat dilakukan melalui pemahaman yang baik dan respon yang sesuai
dengan karakterisitk pasar.
Contoh kasus adalah kopi,
yang merupakan salah satu komoditas tertua di dunia. Ritual minum kopi telah
membentuk persepsi dan preferensi konsumen tentang kopi. Di Indonesia, kopi
umumnya diminum oleh pria atau masyarakat separuh baya. Beberapa dekade lalu
kopi adalah minuman yang dipersepsikan murah dan kurang bergengsi bagi remaja,
pemudi, dan wanita profesional.
Di sisi lain, perkembangan
social menempatkan kafe sebagai tempat yang representatif untuk mengekspresikan
gaya hidup. Melalui konsep kafe, Excelso menyajikan kopi dengan gaya
Itali kemudian berhasil membentuk citra yang berbeda mengenai ritual minum
kopi. Saat ini setiap sore dengan mudah dijumpai, remaja baik pria maupun
wanita berkumpul di kafe menikmati kopi sebagai manifestasi gaya hidup modern.
Mereka menggugurkan konsep lama mengenai kopi sebagai minuman murah yang lebih
tepat untuk pria.
Perusahaan dengan
orientasi pasar yang rendah hanya memiliki pemahaman yang dangkal terhadap
persaingan dan kebutuhan pelanggan. Dengan begitu, pelanggan lebih mudah
tertarik kepada pesaing yang memberikan penawaran customer value (nilai
pelanggan) lebih baik atau bahkan sama. Bagi perusahaan, hal ini akan
menyebabkan posisi persaingan yang tidak terfokus.
Perusahaan yang berorientasi
pasar harus menekankan perhatian dan kemampuannya pada pelanggan (customer)
guna terciptanya nilai pelanggan yang superior guna meningkatan keunggulan
bersaing perusahaan.Perusahaan yang mampu bertahan dan berkembang adalah
perusahaan yang mengacu kepada strategi orientasi pasar.
Orientasi pasar merupakan
suatu keharusan, jadikanlah orientasi pasar sebagai budaya atau kultur pada
perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan terciptanya; kinerja bisnis yang
superior, nilai pelanggan yang superior, profitabilitas jangka panjang dan
keunggulan daya saing perusahaan.
Jika dilihat untuk
keberhasilan di jangka panjang, lebih baik perusahaan yang tidak melakukan
orientasi terhadap pasar. Namun bagi perusahaan yang tidak berorientasi
terhadap pasar, perusahaan tersebut harus melakukan orientasi terhadap produk
agar usahanya bertahan hidup dengan melakukan spesialisasi dan berbiaya rendah
dalam hal produksinya. Usaha yang dilakukan berfokus pada bagaimana
meningkatkan daya saing produk di pasaran.
Pengaruh
harga bagi pengusaha untuk membuat produk
Penyebab harga dapat
memberikan dorongan bagi produsen karena dari sudut pandang
produsen harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba
perusahaan dalam artian merupakan pendapatan. Penetapan harga telah memiliki
fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran. Menetapkan harga berarti
bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti
pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Berbicara
harga berarti bicara tentang citra kualitas dan seberapa tinggi
ekslusifitasnya. Tinggi rendahnya harga sangat berpengaruh terhadap persepsi
kualitas, sehingga ikut menentukan citra terhadap sebuah merek atau produk.
Penetapan harga juga berbicara mengenai variasi produk. Jika produknya
bervariasi tetapi ditetapkan dengan harga yang samamaka persepsi yang muncul
adalah kesamaan kualitas sebagai cerminan variasi produk secara horisontal. .
Jadi produsen perlu menggunakan pendekatan harga yang strategis agar dapat
dapat mendukung pula tujuan bisnis secara keseluruhan.
Pengaruh
harga bagi konsumen dalam menetapkan pembeliannya
Sementara itu, dari sudut
pandang konsumen harga sering kali digunakan sebagai indicator nilai
bila mana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu
produk atau dalam arti kata harga merupakan pengorbanan bagi konsumen dalam
mendapatkan suatu produk. Proses pengambilan keputusan dalam pembelian
produk barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri.
Dalam keputusan
pembelian/membeli barang, konsumen ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam
proses pertukaran atau pembeliannya. Kegiatan keputusan pembelian meliputi:
pilihan akan produk, merek, pemasok, penentuan saat pembelian, jumlah
pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada
kalahnya kelima peran ini dipegan satu orang, namun sering kali pula peranan
tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini
sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar